Langsung ke konten utama

Postingan

Kereta Takdir

Kereta takdir menjemput aku yang terserang lelah akut. Tiba-tiba aku ada di penghujung tahun. Aku harus menutup segera apa yang disebut rutinitas. Aku harus rehat untuk memulai kembali. Mungkin semesta ingin aku rebah sejenak. Tak tahu dibawa kemana oleh Sang Masinis. Aku tak ingin membakar harap, aku takut terbakar. Aku sudah pernah tertatih menempuh garis hidup, meregang pada kerasnya terpaan badai, hampir usai tertelan gelap. Tapi lagi-lagi aku mencapai titik terangku sendiri sembari menopang tubuhku sendiri. Aku belum renta, aku masih lah sebuah kuncup yang hampir mekar. Tapi di pundakku diletakkan banyak harapan orang-orang yang menopangku selama ini. Aku harus bisa menopang mereka kelak, karena aku adalah tumpuan harap mereka. Aku tak tahu harus mempersiapkan gelak tawa atau tangis di depan. Karena di masa perehatan ini semuanya serba kelabu, semuanya serba misterius. Jadi aku menanti saja, sambil menikmati bekal bekas kemarin. Aku baru terbentur sedikit pun b...

Sexy Killer menurut perspektif saya

Hi long time no see. Akhirnya gua punya waktu juga buat nulis di blog ini, sekedar menumpahkan segala isi kepala... Yang gua tuliskan ini just based on my perspective after watch the movie Mungkin sebagian besar rakyat Indonesia pada sekitar awal April kemarin dihebohkan oleh sebuah film yang mampu menelanjangi sederet  tokoh-tokoh politik Negeri ini. Bahkan kedua calon presiden Indonesia pun sukses dibuka topengnya oleh film ini, sampai banyak yang mengatakan bahwa film ini adalah sebuah kampanye golput. Pasalnya, intisari dari film ini memuat pesan bahwa siapa saja yang nantinya akan memimpin Indonesia, tidak 100% bersih dan terlibat atas eksploitasi alam yang dampaknya menelan korban dan menyengsarakan rakyat kecil. Ditambah oleh kehadirannya yang berjarak saat minggu tenang kampanye, semakin menjadi dilema yang dipikul ditahun politik ini. Film yang berdurasi sejam lebih garapan Watchdoc ini sukses menuai pro kontra ditengah kehadirannya. Bagi yang gatau, jadi intin...

Aku Pengen Punya Pasangan Yang....

Seringkali gua denger dari celoteh orang sehari-hari, atau di sosial media. Banyak yang punya ekspektasi macam-macam mau seperti apa nantinya dia pengen punya pasangan. Pasangan yang dimaksud disini maksudnya pasangan hidup ya, kayak gini nih contohnya: "Pengen deh punya pasangan hidup yang Soleh, biar aku bisa dibimbing ke arah yang lebih baik." "Aku pengen punya pasangan yang pintar." "Gua pengen pasangan yang bisa main alat musik." "Pokonya pasanganku nanti harus yang pekerja keras." " Aku sih pokonya dia harus kaya." dan lain-lain Gua pernah kaya gitu juga dulu, berekspektasi punya pacar yang harus kaya bla bla bla. Tapi itu dulu saat pola pikir gua masih secetek tumit. Sebenernya sah-sah aja punya ekspektasi pasangan yang A, B, C tapi apa lu nya sanggup dan pantas mendampingi seseorang yang sesuai ekspektasi yang lu buat. Kalo sanggup ya sah-sah aja mau berekspektasi setinggi apa juga, tapi coba deh lu ngaca, lu ...

Tengah Malam

Aku adalah seorang Nyctophilia. Bagi kamu yang tidak tahu, Nyctophilia adalah kelainan  dimana seseorang menyukai kegelapan atau malam hari. Dalam gelap mereka menemukan kenyamanan jiwa. Mereka tidak suka siang, hingar bingar keramaian orang. Jika banyak orang yang takut gelap, justru seorang Nyctophilic (begitulah sebutan seorang Nyctophilia) cenderung merasa damai jika gelap atau malam hari. Di bawah kuasa kegelapan khayalan dan imajinasiku bereaksi. Di bawah kuasa kegelapan aku bebas menjelma menjadi apa dan siapapun yang ku ingin. Di bawah kuasa pekat aku merasa perasaanku begitu peka. Seperti aku dapat terkoneksi dengan semesta saat gelap. Juga bersama gelap, bait-bait aksara dalam dadaku terlahir. Sebuah sensasi yang tak biasa yang aku pun tak bisa mendeskripsikannya secara eksplisit. Lukaku yang lalu terasa nyata lalu pulih seketika karena gelap, walau kadang makin nyeri. Pikiranku jadi lebih jernih kala gelap jika dibanding kala hingar bercahaya. Aku memiliki keintiman...

Halo kembali hobi yang terlupakan

Hai Setelah sekian lama tak bersua dengan blog ini, akhirnya kembali lagi. Segala hiruk pikuk rutinitas membuat aku lupa aku pernah punya blog. Dulu terakhir aku posting sesuatu waktu aku kelas 9, sekarang aku udah kuliah semester akhir. Kurang lebih 8 tahun aku udah mengabaikan blog ini. Padahal dulu dari kecil aku suka banget nulis, entah apa aja. puisi, keseharianku, tentang apa yang aku pikirkan pokonya apa aja. Makanya, darisitu aku buat blog, lebih tepatnya papa aku yang buatin blog sebagai wadah hobi aku. Tapi aku ga manfaatin secara maksimal. Mungkin dulu aku kurang kritis. Aku malah kebawa arus yang membuat aku ga produktif dan membuang jauh-jauh hobi dan potensiku, maklum lah ya, namanya masa abg labil, masa-masa pencarian jati diri. Sampai akhirnya aku ada di masa sekarang, masa dimana pola pikirku berubah dan sedikit mengerti filosofi kehidupan dan aku bisa memilah arus mana yang membawa diriku, circle mana yang hendak aku singgahi. Aku bersyukur pada akhirnya otak a...

David Archuleta - Something about Love

Every night it’s all the same You’re frozen by the phone You wait, something’s changed You blame yourself every day You’d do it again Every night There’s something about love That breaks your heart Whoa oh oh oh It sets you free There’s something about love That tears you up Whoa oh oh oh You still believe When the world falls down like the rain It’ll bring you to your knees There’s something about love that breaks your heart Whoa oh oh oh… But don’t give up There’s something about love When you were young Scared of the night Waiting for love to come along And make it right Your day will come, the past is gone So take your time And live and let live There’s something about love That breaks your heart Whoa oh oh oh It sets you free There’s something about love That tears you up Whoa oh oh oh You still believe When the world falls down like the rain It’ll bring you to your knees There’s something about love that breaks your heart Whoa oh oh oh… But don’t give up...

David Archuleta

David Archuleta became one of the most recognizable figures on television in 2008, when his tenor vocals and boyish charm helped earn him a second-place finish on American Idol . Although born in Miami, FL, he'd spent most of his childhood in Utah, where he lived with his parents (Jeff, a jazz trumpeter, and Lupe Maire, a Honduran salsa singer) and four siblings. Inspired by a videotaped performance of Les Miserables , Archuleta began singing at age six, and his talent helped him secure performances at the Utah Talent Competition, The Jenny Jones Show , and Star Search , where he was crowned Junior Vocal Champion in 2003. David Archuleta auditioned for American Idol 's seventh season in 2007, earning his first praise from the judging panel with a rendition of John Mayer's "Waiting on the World to Change." He advanced to the semifinals and remained with the show throughout its entire season, delivering strong, passionate performances of pop ballads like...