Langsung ke konten utama

Aku Pengen Punya Pasangan Yang....

Seringkali gua denger dari celoteh orang sehari-hari, atau di sosial media. Banyak yang punya ekspektasi macam-macam mau seperti apa nantinya dia pengen punya pasangan. Pasangan yang dimaksud disini maksudnya pasangan hidup ya, kayak gini nih contohnya:

"Pengen deh punya pasangan hidup yang Soleh, biar aku bisa dibimbing ke arah yang lebih baik."
"Aku pengen punya pasangan yang pintar."
"Gua pengen pasangan yang bisa main alat musik."
"Pokonya pasanganku nanti harus yang pekerja keras."
" Aku sih pokonya dia harus kaya."
dan lain-lain

Gua pernah kaya gitu juga dulu, berekspektasi punya pacar yang harus kaya bla bla bla. Tapi itu dulu saat pola pikir gua masih secetek tumit. Sebenernya sah-sah aja punya ekspektasi pasangan yang A, B, C tapi apa lu nya sanggup dan pantas mendampingi seseorang yang sesuai ekspektasi yang lu buat. Kalo sanggup ya sah-sah aja mau berekspektasi setinggi apa juga, tapi coba deh lu ngaca, lu udah bisa melakukan sesuai dengan kriteria pasangan impian lu ga? Kalo engga ya jangan berharap punya pasangan sesuai ekspektasi lu.
I mean, gini, kenapa lu malah sibuk berekpspektasi dan mendamba hal yang sangat jauh dari jangkauan lu? Kenapa ga lu berbenah diri sebaik mungkin sampai lu merasa pantas disandingkan dengan kriteria pasangan yang lu impikan. 
Kalau lu suka cowo yang soleh, kenapa ga lu merubah diri lu menjadi cewe yang solehah juga? Kenapa lu berekspektasi dapet cowo soleh sedangkan lu sendiri males-malesan ngaji? Kalo lu suka cowo pintar, ya lu juga jadi pintar dulu dong dengan perluas wawasan lu. Lu suka cowo yang bisa main alat musik, kenapa ga lu aja belajar alat musik? Lu pengen dapet yang pekerja keras, kaya, kenapa ga elu bekerja keras mencari duit supaya bisa kaya? Supaya lu layak dapet yang kaya juga?
Jangan terlalu banyak baca wattpad atau nonton drama Korea, yang dimana ceritanya cewe yang biasa-biasa aja dapet cowo yang PERFECT. Cowo PERFECT cuma ada di wattpad dan drama Korea! Wake up dude, it's a real world.
Dulu waktu kecil gua suka sama Justin Bieber, dan berekspektasi memacari Justin Bieber atau unless punya pacar kaya Justin Bieber. Gua suka Justin Bieber karena dia jago main alat musik. Lalu gua mikir kenapa gua ga belajar main musik juga biar bisa kaya gitu. Gua pun belajar gitar, meski waktu itu ga punya gitar, tapi gua niat belajar gitar bermodalkan minjem, tanya-tanya dan juga internet. Biar mantep, gua juga memantapkan belajar bahasa Inggris gua. Pokonya supaya gua kaya Justin Bieber. Makin sini gua mikir kalo gua harus mengeksplor wawasan dan kemampuan gua agar kelak nantinya gua memiliki value yang bisa gua banggakan sendiri dan ga mengharapkan yang ga pasti.
Karena sesungguhnya, pasangan hidup/belahan jiwa/jodoh atau apapun itu sebutannya adalah cerminan kita. Seseorang yang nantinya akan menyempurnakan dan kita sempurnakan juga. Jadi untuk menyambut seseorang yang lu impikan, buat juga lah diri lu memiliki value. Maksimalkan potensi diri, eksplor wawasan seluas-luasnya. Jangan mengandalkan ekspektasi tanpa dibarengi dengan action. Karena lu bukan hidup di dunia khayalan. Ini adalah dunia yang nyata senyata-nyatanya. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

HALO!!

Ini adalah posting pertamaku di blog, Aku akan berbagi cerita tentang keseharianku sama kalian semua. Aku baru saja ulangan tengah semester, sempet deg.deg-an sich tapi Alhamdulillah nilai-nya diatas KKM semua.. Oh iya!!! aku sekarang sekolah di SMPN 1 klari kelas 7E.. kelasku ini sering dijuluki kelas "EDAN" soalnya anak-anak-nya gila semua termasuk aku ini he..he..he!!! SMP-ku ini termasuk SMP favorit loh!!!! soalnya standar-nya udah Internsional .. hebat khan? ternyata di SMP itu beda banget ya sama di SD, di sana kita harus benar-benar disiplin!! Segitu dulu ya perkenalan aku, nanti disambung dengan cerita-cerita seru dari aku. see you all!

After the days full of storm

The storm has raged for many days, battering us with its relentless winds and waves. But now, let us pause—take a moment to rest and thank God for seeing us through. We’re still here, still standing strong, still holding on. The storm could not tear us apart, and for that, I am deeply grateful. I thank God for everything—for the chance to walk this ferocious road together, hand in hand. Our ship still sails, though battered, refusing to sink.     Compromise—this is what we’ve learned and continue to learn. It’s not easy, but we try, recognizing that we are only human, prone to mistakes and imperfections. We’ve seen each other’s flaws, yet we choose to stay, to keep learning and growing together.   It’s through compromise, honest communication, and keeping a cool head that we’ve found ways to rethink our own inclinations. We’ve carried scars, both old and new, but we’re committed to healing them. Healing is not a destination but a journey, and as we walk this path, we...

A Letter To The Lover of Yours

       "Danke~"      Said Gemma, a man with the most sincere pale smile in a worn jeans jacket to the lady across the street. Of course the lady does not see him, other than because the sky had turned dark and the streets are full of vehicles passing by, she is now in the embrace of another man. this man wearing a neat shirt. The kind of office employees who work in prestigious office buildings.  they look into each other's eyes like a lovebirds who just fell in love.     H is thoughts drifted to 2 years ago. This city remains the same, the streets that always busy with vehicles, the row of shops that never empty of visitors, also the city's atmosphere that always perfectly; neither too hot nor too cold.  The difference is he used to grasp his girl, but now it has turned into a shadow of emptiness. Long emptiness and longings are his 24/7 company. But if the fate has been written, what can humans do? Like it or not, he had...