Seringkali gua denger dari celoteh orang sehari-hari, atau di sosial media. Banyak yang punya ekspektasi macam-macam mau seperti apa nantinya dia pengen punya pasangan. Pasangan yang dimaksud disini maksudnya pasangan hidup ya, kayak gini nih contohnya:
"Pengen deh punya pasangan hidup yang Soleh, biar aku bisa dibimbing ke arah yang lebih baik."
"Aku pengen punya pasangan yang pintar."
"Gua pengen pasangan yang bisa main alat musik."
"Pokonya pasanganku nanti harus yang pekerja keras."
" Aku sih pokonya dia harus kaya."
dan lain-lain
Gua pernah kaya gitu juga dulu, berekspektasi punya pacar yang harus kaya bla bla bla. Tapi itu dulu saat pola pikir gua masih secetek tumit. Sebenernya sah-sah aja punya ekspektasi pasangan yang A, B, C tapi apa lu nya sanggup dan pantas mendampingi seseorang yang sesuai ekspektasi yang lu buat. Kalo sanggup ya sah-sah aja mau berekspektasi setinggi apa juga, tapi coba deh lu ngaca, lu udah bisa melakukan sesuai dengan kriteria pasangan impian lu ga? Kalo engga ya jangan berharap punya pasangan sesuai ekspektasi lu.
I mean, gini, kenapa lu malah sibuk berekpspektasi dan mendamba hal yang sangat jauh dari jangkauan lu? Kenapa ga lu berbenah diri sebaik mungkin sampai lu merasa pantas disandingkan dengan kriteria pasangan yang lu impikan.
Kalau lu suka cowo yang soleh, kenapa ga lu merubah diri lu menjadi cewe yang solehah juga? Kenapa lu berekspektasi dapet cowo soleh sedangkan lu sendiri males-malesan ngaji? Kalo lu suka cowo pintar, ya lu juga jadi pintar dulu dong dengan perluas wawasan lu. Lu suka cowo yang bisa main alat musik, kenapa ga lu aja belajar alat musik? Lu pengen dapet yang pekerja keras, kaya, kenapa ga elu bekerja keras mencari duit supaya bisa kaya? Supaya lu layak dapet yang kaya juga?
Jangan terlalu banyak baca wattpad atau nonton drama Korea, yang dimana ceritanya cewe yang biasa-biasa aja dapet cowo yang PERFECT. Cowo PERFECT cuma ada di wattpad dan drama Korea! Wake up dude, it's a real world.
Dulu waktu kecil gua suka sama Justin Bieber, dan berekspektasi memacari Justin Bieber atau unless punya pacar kaya Justin Bieber. Gua suka Justin Bieber karena dia jago main alat musik. Lalu gua mikir kenapa gua ga belajar main musik juga biar bisa kaya gitu. Gua pun belajar gitar, meski waktu itu ga punya gitar, tapi gua niat belajar gitar bermodalkan minjem, tanya-tanya dan juga internet. Biar mantep, gua juga memantapkan belajar bahasa Inggris gua. Pokonya supaya gua kaya Justin Bieber. Makin sini gua mikir kalo gua harus mengeksplor wawasan dan kemampuan gua agar kelak nantinya gua memiliki value yang bisa gua banggakan sendiri dan ga mengharapkan yang ga pasti.
Karena sesungguhnya, pasangan hidup/belahan jiwa/jodoh atau apapun itu sebutannya adalah cerminan kita. Seseorang yang nantinya akan menyempurnakan dan kita sempurnakan juga. Jadi untuk menyambut seseorang yang lu impikan, buat juga lah diri lu memiliki value. Maksimalkan potensi diri, eksplor wawasan seluas-luasnya. Jangan mengandalkan ekspektasi tanpa dibarengi dengan action. Karena lu bukan hidup di dunia khayalan. Ini adalah dunia yang nyata senyata-nyatanya.
Karena sesungguhnya, pasangan hidup/belahan jiwa/jodoh atau apapun itu sebutannya adalah cerminan kita. Seseorang yang nantinya akan menyempurnakan dan kita sempurnakan juga. Jadi untuk menyambut seseorang yang lu impikan, buat juga lah diri lu memiliki value. Maksimalkan potensi diri, eksplor wawasan seluas-luasnya. Jangan mengandalkan ekspektasi tanpa dibarengi dengan action. Karena lu bukan hidup di dunia khayalan. Ini adalah dunia yang nyata senyata-nyatanya.
Komentar
Posting Komentar