Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2020

CATS

These are my cats  He is Muhamad Lutung Kentung, we called him Utung, he has been missing for more than 2 months and after that he was so tiny, but now he is fatty like he used to be then  She is Siti Mangki Julaeha, she is so grumpy. The only girl in the group He is Muhamad Demes Hames, the wise one and the coolest.  And last is Muhamad Kunyit Surunyit, he always seeking for human's attention, he loves sleep and eat and sleep and eat.  I always curious how can cats seem like they have no burden. Do they ever worry bout the future or something they don't even understand? Or what is something that crossed their mind. I was wondering what cats think bout the complexity of human's life or whether they ever feel tired of becoming cat. They seem so honest, innocent and pure. Are cats think about how the world become more crazy and scary day by day and how the economy's threatened with collapse because of th

Perkara Pandemik

Dengan sekali ketuk, ia buat bumi yang sibuk jadi terpuruk Menggerogoti pelan paru kita semua Semesta mengutuk si mimpi buruk Padahal awalnya ibu pertiwi menanggapi tertawa Perkara pandemik memang pelik Orang orang dibuat panik Ada yang menderma Ada yang serakah memangsa harta Ada lagi jadi yang dimangsa Tersingkap banyak rupa manusia Persenjataan melawan pandemik kian langka Yang serakah semangat sekali menimbun harta Dari mereka ada yang sok membela agama Mengutuk mereka yang berniat baik Katanya, jangan mengukung hak datang ke tempat ibadah hanya karena pandemik Percayakan saja pada takdir sang Khalik Turut mewarnai pula kabar dusta yang merebak cepat dari mulut ke mulut Buat yang kalut  kian tersulut Dusta dan fakta nyaris serupa Entah tanggung jawab siapa Sementara pandemik makin merebak Ada saja yang tetap keras kepala Hura-hura untuk melenyapkan hasratnya saja Bersikukuh menantang perang bermodal nekat pada pasukan tak kasat mata Wahai tentara pe

Memulai Dewasa

Kututup lembar terakhir usia belasan, yang menetap singkat dan mengabur cepat Memulai dari jurang lagi pertarungan takdir antara tentram, derita atau mati Ku amini tiap harap yang merekat di pundak, tanpa memberi tahu siapa-siapa, aku menanjak sambil tertatih menampung hujanan bara hidup Asa gairah muda ku meredup Dari jurang ini, aku biasa sarapan kecewa setiap pagi Perih menjelma virus yang bernapas memakan perlahan nadi "kamu bisa apa?" sebuah tanya mencekat kerongkongan mengalun setiap aku harus tergelicir ke bawah memberi jalan pada mereka yang mujur Lalu aku terpaksa merayakan getir dalam hening Kata mereka dewasa itu merdeka Yang Kulihat adalah padang gladiator yang siap mencaci dan menguliti Rombongan ketidakpastian yang menerpa harus kupeluk dengan lapang Juga wajah-wajah palsu lalu lalang menertawaiku di belakang Arwah penasaran yang menyisipi semangat-semangat palsu Puncak itu bermil-mil jauhnya Sedang aku di dalam jurang Nasibku ditanganMu, aku p