Langsung ke konten utama

Postingan

Kamu Bisa Apa?

  Sebuah tanya keras sekali memeking di selusur kepala. Lalu kemudian aku cuma bisa tersentak, memikirkan dalam-dalam jawaban dari tanya yang bergema. Ku amati dengan seksama pantulan diriku di cermin, perasaan rendah berkecamuk segera. Belum terlalu renta, namun tak jua cukup muda.  “Kamu bisa apa?” Kali ini gemanya cukup keras. Cukup membuat sekujur tubuh lemas. Jawaban itu ada di antah berantah. Pantulan diriku terlihat tak terkendali. Kacau dan berantakan sekali. Apa ini potret diri tanpa filter dan riasan? Di sana sini penuh bekas borok. Sebagian bahkan belum sepenuhnya kering.  “Kamu bisa apa?” Gema suara itu laksana halilintar di tengah malam. Meraung di rapuhnya jiwa. Kini aku jadi muak sendiri melihat rupa diriku di cermin. Ku pejamkan mataku, menolak untuk melihat sosok yang ada di hadapanku. Tapi kupikir ini lah pantulan diriku yang sejujur-jujurnya. Tak satupun orang tahu. Lambat laun ku buka mataku lagi. Meski setengah bergidik, aku harus bisa menerima diri s...

Everyone Wear Their Own Mask

 ((Dibuat ketika terbayang kejadian menyesakkan yang bikin ku kesal saat baru menutup mata)) In a world rife with falsehoods and surrounded by malevolent forces, everyone wears their own mask. Good conceals evil, and evil disguises good. Deception reigns supreme. Yet, some still believe. Driven to madness by the illusions crafted by the mask. It's as if you tightly grasp the complexities of a distant figure, deceived by the mask. Even as you are deceived by the mask, unaware of being impressed. Gradually, the trap blinds your eyes, withers your heart. You become ensnared in falsehood, lost in your delusion. Those masks that deceive you will never be held accountable for your misguidance and the chronic delusions you suffer from. You must strive to find your own path to sanity, discerning the line between fantasy and reality. So, good luck, dear devotees of the false🖕 -vic

To be sincere, to be released, to be relieved, to be accepting, to be forgiving, to be forgiven

  (1) To be sincere, to be released, to be relieved, to be accepting, to be forgiving, to be forgiven — This isn't an easy-peasy phase, but at least I'm trying. Embracing myself to the fullest, leaving it all behind to start anew. I believe that the future holds kindness for a kind-hearted soul. Stepping into an era of uncertainty has prompted much reflection within me. It appears that things can be easily overturned, much like the heart. The human heart is dynamic; it changes easily. The only thing that is eternal is God, the best source of support to lean on. (2) To be sincere, to be released, to be relieved, to be accepting, to be forgiving, to be forgiven — Every human being makes mistakes; imperfection is inherent in our nature. Admitting our faults, seeking forgiveness, and striving to improve are essential aspects of our journey towards self-awareness and personal development. Imperfection is what makes us uniquely human, and it's through our mistakes that we discove...

Asa Awal April

Bising mantra mengetuk di kepala Membisikan pada semilir angin beribu pinta Kelak untaian mantra itu mengudara Kiranya akan meluruh duka angkara Sebagian ku harap berlabuh pada tali jiwa Yang kini masih ditawan puaka Ku harap tabah menyelimuti dadanya Agar jika genap kelak membawa, ia paripurna Duhai waktu yang bergerumit mulur Aku titip nasib yang masih samar lebur Kiranya di kemudian kelak elok mujur Kiranya di kemudian kelak muram layur -vic

Something

Something in your head, Intricacies weaving threads, Suspicions rise, a tangled mesh, Compelling, yet unclear, no less. Stuck inside, lost in wonder, Shall I linger, or move yonder? Something in your smile, Echoes of a past defiled. I see her shadow in your grin, A trace of betrayal, a ghost within. -vic

Rangkuman Isi Kepala 7 Hari: Menuju Hidup Sebaik-Baiknya

Hari ke-1 Malam ini aku benar-benar tidak tenang. Tubuhku lelah sekali, tapi kepalaku berisik. Untungnya kucingku juga berisik, jadi suara di kepalaku sedikitnya bisa teredam oleh suara si Butek. Jadi, setelah merayu Tuhanku sejak 3 pagi hingga dini hari, aku memutuskan untuk melihat langit. Melihat langit entah mengapa selalu menenangkan, membiarkan diriku melihat dunia dari perspektif kosmik, membuat isi kepalaku rasanya kecil sekali. Bulan ada di fase waning crescent 1% malam ini dan langit lagi cloudy. Tidak terlihat bulan atau bintang, bahkan si bintang fajar aka Venus tidak tampak. Tapi tidak apa, langit tak selalu biru atau berbintang kan? Sobat tengah malamku yang sempat menghilang seminggu ((alhamdulillah)) sudah balik. Seperti biasa, kita diskusi kehidupan yang selalu tidak adil, sampai kabar Haruki Murakami yang mau rilis buku November nanti. Bagaimanapun, itu ikut andil menghilangkan berisik di kepalaku.  Angin sama sekali tidak berhembus. Pagi yang datar. Kemudian aku ...

Temu-Pisah: Epilog Tanpa Prolog

Temu-pisah memang sudah sepaket. Namun dalam bab sedikit panjang tentang kamu, ku pikir temu kita akan lama. Jadi ku gantung banyak rahasia, harap, asa pada tubuhmu tempo hari.   Tapi bagimu, kata-kataku menjelma beban di pundakmu. Mungkin terlalu banyak yang ku beri. Jadi selamat, kita sudah sampai pada epilog di buku tipis ini.  Dalam keniscayaan hidup kita yang sementara, terima kasih sudah sudi bersinggungan denganku. Kiranya kamu dan aku akan bersinggungan lagi nanti. Saat keluar dari cerita lusuh ini, semoga kakimu selalu kuat untuk berlari mengejar yang kamu cari. -vic