Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2024

Asa Awal April

Bising mantra mengetuk di kepala Membisikan pada semilir angin beribu pinta Kelak untaian mantra itu mengudara Kiranya akan meluruh duka angkara Sebagian ku harap berlabuh pada tali jiwa Yang kini masih ditawan puaka Ku harap tabah menyelimuti dadanya Agar jika genap kelak membawa, ia paripurna Duhai waktu yang bergerumit mulur Aku titip nasib yang masih samar lebur Kiranya di kemudian kelak elok mujur Kiranya di kemudian kelak muram layur -vic

Something

Something in your head, Intricacies weaving threads, Suspicions rise, a tangled mesh, Compelling, yet unclear, no less. Stuck inside, lost in wonder, Shall I linger, or move yonder? Something in your smile, Echoes of a past defiled. I see her shadow in your grin, A trace of betrayal, a ghost within. -vic

Rangkuman Isi Kepala 7 Hari: Menuju Hidup Sebaik-Baiknya

Hari ke-1 Malam ini aku benar-benar tidak tenang. Tubuhku lelah sekali, tapi kepalaku berisik. Untungnya kucingku juga berisik, jadi suara di kepalaku sedikitnya bisa teredam oleh suara si Butek. Jadi, setelah merayu Tuhanku sejak 3 pagi hingga dini hari, aku memutuskan untuk melihat langit. Melihat langit entah mengapa selalu menenangkan, membiarkan diriku melihat dunia dari perspektif kosmik, membuat isi kepalaku rasanya kecil sekali. Bulan ada di fase waning crescent 1% malam ini dan langit lagi cloudy. Tidak terlihat bulan atau bintang, bahkan si bintang fajar aka Venus tidak tampak. Tapi tidak apa, langit tak selalu biru atau berbintang kan? Sobat tengah malamku yang sempat menghilang seminggu ((alhamdulillah)) sudah balik. Seperti biasa, kita diskusi kehidupan yang selalu tidak adil, sampai kabar Haruki Murakami yang mau rilis buku November nanti. Bagaimanapun, itu ikut andil menghilangkan berisik di kepalaku.  Angin sama sekali tidak berhembus. Pagi yang datar. Kemudian aku ...

Temu-Pisah: Epilog Tanpa Prolog

Temu-pisah memang sudah sepaket. Namun dalam bab sedikit panjang tentang kamu, ku pikir temu kita akan lama. Jadi ku gantung banyak rahasia, harap, asa pada tubuhmu tempo hari.   Tapi bagimu, kata-kataku menjelma beban di pundakmu. Mungkin terlalu banyak yang ku beri. Jadi selamat, kita sudah sampai pada epilog di buku tipis ini.  Dalam keniscayaan hidup kita yang sementara, terima kasih sudah sudi bersinggungan denganku. Kiranya kamu dan aku akan bersinggungan lagi nanti. Saat keluar dari cerita lusuh ini, semoga kakimu selalu kuat untuk berlari mengejar yang kamu cari. -vic

And Over Again

And over again, I find myself captivated by the resonance of your voice. It is my most cherished melody. Deeper than the ocean floor, yet so gentle, it grants me the courage to willingly sink into its depths. And over again, you unveil the symphony of your melodies, revealing the brilliance of your musical taste. How enchanting you are as you sway with your guitar, I am undeniably captivated. And over again, you ensnare me, drawing me into the depths of your essence with a mere utterance of hello. Your words flow like the dawn, your listening is akin to finding a silver lining in the clouds. I cherish every facet of your being, from the soft snore to the laughter, From the bravery you exude to the vulnerabilities you reveal. Time has passed, but this feeling remains steadfast, undeniably yours. And over again, a lingering fear persists. Close to you, both amazement and fear intertwine. It hurts yet heals, a paradox of emotions that leaves me breathless. You leave me in a state of bewil...

LDH

What beauty can there be to mention after your eyes? You have a nebula winking in your eyes. And does your smile hide Andromeda? I find myself lost in the magnificent wonder of your being. I ponder the cosmic design that brought you into my orbit. I succumb to the gravitational force of your charm. I am endlessly captivated. Oh, why are you so unreal? -Vic