Langsung ke konten utama

September Kelam



 September, bulan kelahiranku, adalah bulan kegelapan bagi bangsaku. September menyimpan catatan kelam bagi bangsaku, berbagai rentetan kasus pelanggaran HAM terjadi di bulan ini. Bertahun berlalu tapi Negaraku tercinta ini belum mampu untuk menyelsaikan satupun kasusnya, seolah mereka tutup mata dan ditimbun begitu saja. Peristiwa kelam itu antara lain: Pembunuhan Munir Said Thalib, peristiwa Tanjung Priok, tragedi Semanggi 2, Yusuf da Randi ditembak polisi di kendari, Salim Kancil dibunuh, dan G30SPKI.

Bahkan, berkali presiden diganti tapi tidak membuahkan hasil. Penjahat HAM mungkin masih bebas dan tidak ada satupun yang benar-benar tuntas. Arwah-arwah korban yang hilang masih meminta keadilan. Mereka berlipat ganda, jiwanya merasuk pada kami-kami semua yang masih hidup dan membaca kisahnya.

Maka, perlu kiranya kita tidak melupakan setiap tetes darah dan air mata para pejuang-pejuang HAM, perlu kiranya kita mengawal dan tetap mendesak Negara agar segera mengusut list peristiwa kelam tersebut. Ketidakmampuan Negara untuk menebus dosanya menandakan bahwa lemahnya HAM di Indonesia, pemimpin berlalu hanya membekali kita dengan harapan-harapan palsu.

Sayangnya, kebanyakan kita yang berempati terbatas pada kesenjangan ekonomi yang struktural, meskipun katanya Indonesia menganut teori kedaulatan rakyat dimana "Kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat." hanya omong kosong belaka pada praktiknya. Rakyat harus babak belur dengan oligarki.

Tapi harapan itu tidak boleh padam, mari kita merawat ingatan dan terus mendesak Negara untuk menyelesaikan kasusnya. Negara tidak boleh lari dari dosa yang telah ia perbuat. Meski puluhan tahun telah berlalu, mereka para pejuang HAM akan selalu hidup pada ingatan-ingatan kita.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

After the days full of storm

The storm has raged for many days, battering us with its relentless winds and waves. But now, let us pause—take a moment to rest and thank God for seeing us through. We’re still here, still standing strong, still holding on. The storm could not tear us apart, and for that, I am deeply grateful. I thank God for everything—for the chance to walk this ferocious road together, hand in hand. Our ship still sails, though battered, refusing to sink.     Compromise—this is what we’ve learned and continue to learn. It’s not easy, but we try, recognizing that we are only human, prone to mistakes and imperfections. We’ve seen each other’s flaws, yet we choose to stay, to keep learning and growing together.   It’s through compromise, honest communication, and keeping a cool head that we’ve found ways to rethink our own inclinations. We’ve carried scars, both old and new, but we’re committed to healing them. Healing is not a destination but a journey, and as we walk this path, we...

Supernova

  Million bulbs in the void, bursts into a piece as its light disperse, like a supernova, we dwell in the fading light, fight against gravity and grow red, restart, become blue with fury, sedated by dark, concourse into the blackhole, turning it into a singularity, succumbing to the demise, reconciled with eternity. We were once scintilation, before we collapse into one, so what are we now? -vic

Cerita tentang Merpati dan Mawar Putih

Suatu hari ada seekor merpati yang jatuh cinta kepada setangkai mawar putih. Setiap hari merpati berusaha untuk mengungkapkan perasaannya itu kepada mawar putih. Tapi mawar putih tidak pernah merespon merpati. Bahkan mawar merah pernah berkata kepada merpati : "Aku tidak akan pernah bisa mencintaimu Merpati ! Tidak Akan !" Kendati begitu, Merpati tidak mau menyerah, setiap hari dia datang kepada mawar putih untuk mengungkapkan perasaannya. Taletapi tak sama sekali membuka hati mawar putih. Mawar putih selalu menolak merpati. Sampai pada suatu hari, ketika merpati mendatangi mawar putih yang kesekian kalinya untuk menyatakan perasaannya, Mawar putih berkata pada merpati "Aku akan bisa mencintimu, tapi dengan satu syarat, kau harus mengubahku menjadi mawar merah !". Merpati pun menyanggupi persyaratan itu, walaupun ia tak yakin bahwa ia bisa untuk mengubah mawar putih menjadi mawar merah, tapi ia akan berusaha memikirkan seribu cara. Karena ia begitu mencintai mawar p...