Kututup lembar terakhir usia belasan, yang menetap singkat dan mengabur cepat
Memulai dari jurang lagi pertarungan takdir antara tentram, derita atau mati
Ku amini tiap harap yang merekat di pundak, tanpa memberi tahu siapa-siapa, aku menanjak sambil tertatih menampung hujanan bara hidup
Asa gairah muda ku meredup
Dari jurang ini, aku biasa sarapan kecewa setiap pagi
Perih menjelma virus yang bernapas memakan perlahan nadi
"kamu bisa apa?" sebuah tanya mencekat kerongkongan mengalun setiap aku harus tergelicir ke bawah memberi jalan pada mereka yang mujur
Lalu aku terpaksa merayakan getir dalam hening
Kata mereka dewasa itu merdeka
Yang Kulihat adalah padang gladiator yang siap mencaci dan menguliti
Rombongan ketidakpastian yang menerpa harus kupeluk dengan lapang
Juga wajah-wajah palsu lalu lalang menertawaiku di belakang
Arwah penasaran yang menyisipi semangat-semangat palsu
Puncak itu bermil-mil jauhnya
Sedang aku di dalam jurang
Nasibku ditanganMu, aku pulang membawa tentram, derita atau mati
Aku telan sukarela
-vic
Memulai dari jurang lagi pertarungan takdir antara tentram, derita atau mati
Ku amini tiap harap yang merekat di pundak, tanpa memberi tahu siapa-siapa, aku menanjak sambil tertatih menampung hujanan bara hidup
Asa gairah muda ku meredup
Dari jurang ini, aku biasa sarapan kecewa setiap pagi
Perih menjelma virus yang bernapas memakan perlahan nadi
"kamu bisa apa?" sebuah tanya mencekat kerongkongan mengalun setiap aku harus tergelicir ke bawah memberi jalan pada mereka yang mujur
Lalu aku terpaksa merayakan getir dalam hening
Kata mereka dewasa itu merdeka
Yang Kulihat adalah padang gladiator yang siap mencaci dan menguliti
Rombongan ketidakpastian yang menerpa harus kupeluk dengan lapang
Juga wajah-wajah palsu lalu lalang menertawaiku di belakang
Arwah penasaran yang menyisipi semangat-semangat palsu
Puncak itu bermil-mil jauhnya
Sedang aku di dalam jurang
Nasibku ditanganMu, aku pulang membawa tentram, derita atau mati
Aku telan sukarela
-vic
Komentar
Posting Komentar