Sebuah tanya keras sekali memeking di selusur kepala. Lalu kemudian aku cuma bisa tersentak, memikirkan dalam-dalam jawaban dari tanya yang bergema. Ku amati dengan seksama pantulan diriku di cermin, perasaan rendah berkecamuk segera. Belum terlalu renta, namun tak jua cukup muda. “Kamu bisa apa?” Kali ini gemanya cukup keras. Cukup membuat sekujur tubuh lemas. Jawaban itu ada di antah berantah. Pantulan diriku terlihat tak terkendali. Kacau dan berantakan sekali. Apa ini potret diri tanpa filter dan riasan? Di sana sini penuh bekas borok. Sebagian bahkan belum sepenuhnya kering. “Kamu bisa apa?” Gema suara itu laksana halilintar di tengah malam. Meraung di rapuhnya jiwa. Kini aku jadi muak sendiri melihat rupa diriku di cermin. Ku pejamkan mataku, menolak untuk melihat sosok yang ada di hadapanku. Tapi kupikir ini lah pantulan diriku yang sejujur-jujurnya. Tak satupun orang tahu. Lambat laun ku buka mataku lagi. Meski setengah bergidik, aku harus bisa menerima diri s...
Welcome! Now you can see what's inside my mind. Writing will always be my self-defense, my medium. When the tongue can't form words, I find solace and joy in putting thoughts into writing, crafting a sanctuary where emotions dance on the pages. I believe that words have the ability to connect, inspire, and heal. So, welcome to the gallery of my mind, where every word is a stroke of the brush in the masterpiece of life.